Very Scared Optical Illusion,isn’t?
Archives
Fiksi Dalam Utopia
Gemetar terasa. Gemuruh sambutan penuh tanya.Mereka bertepuk tangan. Tak terlintas niat untuk memberanikan diri. Kadang kita tak yakin akan hal itu. Namun cobalah untuk berusaha walau itu terasa sulit. Dengan wajah pucat ku terdiam dihadapan mereka. Mereka duduk diantara kursi-kursi itu. Ketakutanku mulai menghilang stelah sesosok mahluk indah datang. Tanpa kusadari wanita yang datang tadi membelai tubuhku. Aku hanya bisa terdiam ketika dia melakukan itu padaku. Aku kaget ketika ku melihat bibirnya mendekati kepalaku dan berbicara di kepalaku. Maklum, aku hanyalah sebuah microphone.
Kemanakah Kita Akan Melangkah?
Pagi yang cerah. Burung-burung berkicauan di tengah heningnya pagi hari. Semangat menjalani hari yang akan dilalui. Aku terdiam menunggu seseorang datang. Menunggu itu ternyata menyebalkan. Aku mengerti akan hal itu. Dengan keluh kesahku,aku hanya bisa termenung mengingat begitu lemahnya diriku. Harapan akan hari ini pun seperti sirna ketika hujan turun begitu derasnya. Sekitar seharian aku hanya bisa terdiam tanpa tau arah. Mungkin kita hanya bisa menyendiri di tengah kegelapan suatu ruangan. Namun entahlah, aku tak mengerti akan semua ini. Setelah sekian lama,hujan pun reda. Tiba-tiba sesosok pria datang menghampiriku. Dia memegang-megang tubuhku. Kemudian dia memakai tubuhku. Aku hanya bisa terdiam tanpa bisa melawan. Aku hanyalah sebuah sepatu. Yang aku tanya pada tuanku adalah hanya ‘Kemanakah Kita Akan melangkah?’.
Sebuah Tas Tak Berpemilik
Hujan begitu deras.Hari itu kumelihat sebuah tatapan yang penuh keceriaan.Entah apa yang terjadi.Gugup rasanya.Namun apa daya ku lakukan.Aku hanyalah sebuah tas tak berpemilik,diam menunggu tuanku yang sebenarnya.Tatapan penuh tanda tanya dari setiap orang yang melihat.